Key Takeaways
- Peran manajer di era modern adalah sebagai coach dan mentor, bukan hanya supervisor atau pemberi perintah.
- Pelatihan ini membekali manajer dengan skill fundamental: mendengarkan aktif, empati, dan memberikan umpan balik konstruktif.
- Coaching berfokus pada solusi dan potensi masa depan, sementara Mentoring berfokus pada transfer pengetahuan dan pengalaman.
- Penguasaan teknik ini meningkatkan motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab individu dalam tim.
- Di Yogyakarta, skill ini krusial untuk menarik dan mempertahankan talenta muda yang sangat menghargai pengembangan karier yang dipersonalisasi.
- In-House Training Coaching & Mentoring adalah kunci untuk membangun budaya pengembangan berkelanjutan di seluruh lapisan organisasi.

Yogyakarta, dengan reputasinya sebagai kota pendidikan dan pusat kreativitas, menjadi tempat yang subur bagi perusahaan yang mencari talenta muda berbakat. Di tengah dinamika angkatan kerja yang cerdas dan berorientasi pada pengembangan diri, peran seorang manajer tidak lagi hanya sebagai pemberi perintah.
Manajer masa kini harus bertransformasi menjadi coach dan mentor.
Namun, apakah manajer Anda telah dibekali dengan keterampilan untuk benar-benar mengembangkan potensi timnya? Atau, apakah mereka masih terjebak dalam gaya kepemimpinan micromanagement yang justru mematikan inisiatif dan kemandirian karyawan?
Perbedaan antara leader yang sukses dan leader yang biasa-biasa saja seringkali terletak pada kemampuan mereka untuk membimbing, bukan mendominasi. Tanpa skill coaching dan mentoring yang tepat, manajer akan kesulitan mengatasi hambatan kinerja, gagal membangun kepercayaan, dan pada akhirnya, akan melihat penurunan motivasi dan turnover karyawan.
Coaching & Mentoring Training ini adalah investasi strategis untuk mengaktifkan potensi kepemimpinan di setiap tingkatan manajerial perusahaan Anda di Yogyakarta. Kami dari Life Skills ID x Satu Persen akan menjabarkan bagaimana program ini mengubah manajer menjadi pengembang talenta, menciptakan siklus kinerja yang unggul dan berkelanjutan dalam organisasi Anda.
Manfaat Coaching & Mentoring Training untuk Peningkatan Kinerja Tim

Mengubah manajer menjadi coach dan mentor bukanlah sekadar memberikan gelar baru. Ini adalah perubahan paradigma kepemimpinan yang membawa manfaat terukur bagi individu dan perusahaan:
1. Meningkatkan Kemandirian dan Akuntabilitas Tim
Seorang coach yang efektif tidak memberikan jawaban; ia mengajukan pertanyaan yang tepat yang mengarahkan anggota tim untuk menemukan solusi mereka sendiri. Dengan pelatihan ini, manajer belajar untuk memercayai dan memberdayakan tim mereka. Karyawan yang merasa didukung untuk memecahkan masalahnya sendiri akan memiliki tanggung jawab (ownership) yang lebih tinggi terhadap hasil kerja, mengurangi ketergantungan pada manajer (micromanagement), dan secara signifikan meningkatkan kemandirian.
2. Menguatkan Komunikasi Dua Arah dan Membangun Kepercayaan
Inti dari coaching adalah mendengarkan aktif dan empati. Manajer dilatih untuk benar-benar fokus pada apa yang dikatakan dan tidak dikatakan oleh anggota tim, memahami hambatan, dan aspirasi mereka. Komunikasi yang terbuka ini menghancurkan hambatan hierarki dan membangun kepercayaan yang dalam. Kepercayaan adalah fondasi di mana feedback konstruktif dapat diberikan dan diterima tanpa defensif.
3. Mempercepat Pengembangan Karier dan Retensi Talenta
Generasi muda di Yogyakarta sangat menghargai peluang pengembangan pribadi dan karier. Manajer yang berfungsi sebagai mentor mampu memberikan arahan yang personal dan strategis berdasarkan potensi unik setiap individu.
Dengan mentoring, manajer dapat berbagi pengalaman dan wawasan yang mempercepat kurva pembelajaran karyawan. Ketika karyawan melihat jalur karier yang jelas dan merasa perusahaan berinvestasi dalam pertumbuhan mereka, tingkat retensi talenta kunci akan meningkat secara drastis.
4. Mengubah Umpan Balik Menjadi Alat Peningkatan Kinerja
Banyak manajer kesulitan memberikan feedback konstruktif yang negatif tanpa melukai perasaan. Pelatihan ini mengajarkan teknik umpan balik berbasis perilaku (seperti model SBI: Situation, Behavior, Impact) yang fokus pada tindakan dan hasil, bukan pada kepribadian.
Umpan balik yang disampaikan secara empatik dan terstruktur menjadi alat yang memotivasi perbaikan, bukan sumber ketegangan, secara langsung mengatasi hambatan kinerja dan masalah interpersonal.
5. Mendukung Pembentukan Budaya Pembelajaran yang Adaptif
Ketika coaching dan mentoring diintegrasikan sebagai skill inti manajerial, perusahaan secara keseluruhan mengembangkan budaya pembelajaran berkelanjutan. Organisasi menjadi lebih adaptif, karena karyawan secara teratur didorong untuk merefleksikan kinerja mereka, mengidentifikasi area pengembangan, dan mengambil inisiatif untuk belajar. Budaya seperti ini sangat penting untuk pertumbuhan perusahaan di pasar yang kompetitif.
Mengapa Pelatihan Ini Sangat Dibutuhkan di Yogyakarta?
Yogyakarta adalah pusat kreativitas, pariwisata, dan teknologi dengan karakteristik angkatan kerja yang unik. Kebutuhan akan skill Coaching dan Mentoring sangat relevan karena:
1. Ekspektasi Tinggi Talenta Muda terhadap Pembimbingan
Dengan populasi mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi yang tinggi, perusahaan di Yogyakarta banyak merekrut talenta muda Gen Z dan Millennial yang mengharapkan pembimbingan (coaching) yang personal dan feedback yang sering. Mereka tidak lagi menerima gaya kepemimpinan otoriter. Manajer yang mahir dalam coaching menjadi asset perusahaan untuk menarik dan mempertahankan SDM terbaik.
2. Sektor Industri Kreatif yang Mengutamakan Soft Skill
Yogyakarta memiliki industri kreatif, digital, dan jasa yang kuat. Industri-industri ini membutuhkan karyawan yang memiliki inisiatif tinggi, kreativitas, dan kemampuan problem-solving mandiri. Coaching adalah metode kepemimpinan yang paling efektif untuk memelihara dan mengembangkan kompetensi soft skill tersebut, karena ia mendorong pemikiran out-of-the-box.
3. Kebutuhan untuk Succession Planning yang Efisien
Banyak perusahaan di Yogyakarta sedang berada dalam fase ekspansi dan membutuhkan pemimpin baru untuk mengisi posisi manajerial dengan cepat. Mentoring adalah alat yang paling efisien untuk mentransfer institutional knowledge dan skill kepemimpinan dari senior ke junior, menjamin regenerasi kepemimpinan berjalan lancar dan terstruktur.
Strategi Mengadakan Coaching & Mentoring Training yang Efektif

Untuk memastikan pelatihan Coaching dan Mentoring memberikan dampak yang transformatif, metodologi yang digunakan haruslah praktis dan berkelanjutan.
1. Sesuaikan Materi dengan Konteks Tantangan Manajerial Anda
Setiap perusahaan memiliki tantangan unik. Manajer Sales mungkin membutuhkan fokus pada coaching untuk motivasi dan orientasi hasil, sementara manajer R&D mungkin membutuhkan skill untuk coaching dalam kreativitas dan manajemen proyek.
Kami merekomendasikan Analisis Kebutuhan Keterampilan untuk mengidentifikasi skenario paling umum (misalnya, coaching karyawan yang demotivasi, atau mentoring transisi karier) di organisasi Anda. Materi In-House Training harus mencakup roleplay yang merefleksikan situasi kerja nyata di Yogyakarta.
2. Libatkan Fasilitator dengan Sertifikasi dan Pengalaman Praktik
Keterampilan coaching dan mentoring adalah seni yang membutuhkan pengalaman. Fasilitator harus memiliki sertifikasi profesional dan rekam jejak yang terbukti dalam melatih manajer. Mereka harus mampu menunjukkan bukan hanya teori GROW Model atau teknik active listening, tetapi juga bagaimana menerapkannya secara empatik dan situasional.
Fasilitator yang tepat mampu mengubah suasana pelatihan menjadi sesi praktik yang aman, di mana manajer berani mengakui keterbatasan mereka dan mencoba skill baru.
3. Ciptakan Lingkungan Belajar yang Fokus pada Refleksi dan Role-Play
Pelatihan ini harus didominasi oleh praktik langsung, role-play, dan studi kasus. Setelah setiap sesi praktik, harus ada waktu untuk refleksi terstruktur di mana peserta menganalisis apa yang berhasil dan apa yang bisa diperbaiki dalam sesi coaching mereka.
Pendekatan ini memastikan bahwa manajer tidak hanya tahu tentang coaching, tetapi juga mampu melakukannya secara natural, bahkan dalam situasi yang menantang.
4. Lakukan Evaluasi Diri dan Rencana Tindak Lanjut Jangka Panjang
Keberhasilan program diukur dari perubahan perilaku. Terapkan sistem evaluasi 360 derajat (di mana anggota tim memberikan feedback anonim tentang gaya kepemimpinan manajer).
Rencana tindak lanjut harus mencakup Sesi Peer Coaching (manajer saling menjadi coach untuk rekan mereka) dan sesi follow-up dengan fasilitator (misalnya, 3 bulan setelah pelatihan) untuk memecahkan tantangan implementasi nyata dan memperkuat kebiasaan baru.
Kesimpulan
Di tengah kebutuhan Yogyakarta akan talenta yang inovatif dan mandiri, investasi pada Coaching & Mentoring Training untuk Manajer adalah keputusan strategis yang paling bijak. Program ini mengubah manajer dari sekadar pengawas menjadi arsitek kinerja dan pengembang potensi.
Manajer yang mahir dalam coaching akan membangun tim yang lebih termotivasi, independen, dan loyal. Ini bukan sekadar pelatihan skill lembut; ini adalah fondasi kepemimpinan yang berkelanjutan, yang akan memastikan perusahaan Anda mampu menarik dan menumbuhkan talenta terbaik di masa depan.
Investasikan pada kemampuan manajer Anda untuk memimpin dengan hati dan membimbing dengan strategi.

Jika Anda tertarik untuk memperdalam lagi kemampuan tim Anda dalam Keterampilan Coaching & Mentoring, pertimbangkan untuk mengikuti In-House Training yang kami tawarkan dari Life Skills ID x Satu Persen. Kami menyediakan berbagai program pelatihan yang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan unik perusahaan Anda. Dengan pendekatan yang tepat, workshop ini bisa menjadi investasi terbaik dalam meningkatkan kinerja dan kesejahteraan tim Anda.
Mau tau lebih lanjut tentang pelatihannya? Hubungi Kami untuk Konsultasi:
- WhatsApp: 0851-5079-3079
- Email: [email protected]
- Link Pendaftaran: satu.bio/daftariht-igls
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa perbedaan utama antara Coaching dan Mentoring?
Coaching berfokus pada tujuan spesifik masa depan dan pengembangan kinerja, di mana coach menggunakan pertanyaan untuk membantu individu menemukan solusinya sendiri. Mentoring berfokus pada transfer pengalaman, pengetahuan, dan nasihat karier jangka panjang dari seseorang yang lebih senior (mentor) kepada yang lebih junior.
2. Apakah model pelatihan ini cocok untuk manajer level Supervisor atau Team Leader?
Ya, sangat cocok. Sejak level supervisor, keterampilan coaching sangat diperlukan untuk mengelola kinerja harian, memberikan feedback efektif, dan menyelesaikan masalah tim kecil. Pelatihan ini dapat disesuaikan untuk menekankan skill yang paling relevan untuk level frontline leadership.
3. Bagaimana cara mengukur efektivitas manajer setelah mengikuti training Coaching?
Efektivitas dapat diukur melalui: Peningkatan engagement tim (survei EES), penurunan ketergantungan tim pada manajer dalam pengambilan keputusan rutin, peningkatan goal achievement individu, dan evaluasi skill coaching melalui feedback 360 derajat dari anggota tim.
4. Apakah Pelatihan In-House ini mencakup penanganan karyawan yang memiliki masalah kinerja serius?
Ya. Materi pelatihan mencakup modul tentang cara menggunakan coaching dan counseling (memahami batas) untuk mengatasi hambatan kinerja yang disebabkan oleh masalah skill maupun masalah motivasi. Manajer akan belajar cara melakukan performance coaching yang terstruktur dan tegas namun tetap empatik.
5. Seberapa relevan skill ini untuk perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata atau jasa di Yogyakarta?
Sangat relevan. Sektor pariwisata dan jasa sangat bergantung pada kualitas layanan dan soft skill karyawan. Coaching membantu manajer untuk secara konsisten mengembangkan keterampilan layanan pelanggan, problem-solving di lapangan, dan ketahanan emosional (resiliensi) tim.