Punya banyak kenalan atau relasi itu penting banget. Apalagi buat ngejar goals atau upgrade karier. Banyak orang ngerasa kalau networking bisa jadi solusi buat semua, termasuk ngusir kesepian.
Harusnya, makin banyak interaksi, makin kecil kemungkinan buat ngerasa kesepian, kan?
Tapi kenyataannya, banyak orang sukses justru melaporkan rasa kesepian yang mendalam. Sebuah studi dari Harvard Business Review menyebutkan bahwa 50% CEO merasa kesepian. Padahal, mereka rata-rata punya kenalan atau relasi yang banyak.
Hubungan yang dibangun cuma karena ada tujuan tertentu sering kali terasa dangkal. Saling kenal, saling deket, tapi ujung-ujungnya cuma soal kepentingan.
Parahnya lagi, situasi ini gampang banget jadi toxic—mulai dari gosip, konflik, sampai pengkhianatan.
Padahal, kita butuh orang-orang yang mau nemenin kita apa adanya, tanpa ada kepentingan terselubung. Hubungan kayak gini nggak cuma bikin kita ngerasa lebih nyaman, tapi juga ngasih dukungan emosional yang beneran tulus.
Terus, gimana caranya biar bisa balance antara networking dan hubungan yang bermakna? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Networking: Kenapa Banyak Kenalan Tetap Bikin Lo Kesepian?
Buat anak muda yang lagi ngejar karir, networking itu emang penting banget. Harapannya sih kita bisa sukses terus hidup bahagia.
Eitss tapi tunggu dulu... networking yang luas nggak selalu berarti lo bakal merasa terhubung dengan orang lain secara emosional. Padahal emotionally connected sama orang lain tuh salah satu kunci hidup bahagia.
Ini sejalan sama teorinya Baumeister dan Leary yang disebut Social Connection Theory. Mereka bilang, kebutuhan manusia buat punya hubungan sosial yang nyata itu penting banget buat kesejahteraan emosional.
Jadi, meskipun lo punya banyak kenalan, hubungan yang bener-bener kuat dan deep jauh lebih penting buat ngatasin kesepian.
Mungkin lo sering nongkrong bareng temen-temen atau terlibat dalam berbagai acara, tapi tetap aja ada perasaan kosong yang nggak bisa dijelaskan. Kenapa ya bisa begitu?
Rasa kesepian ini bukan cuma karena nggak ada teman, tapi lebih karena hubungan yang lo bangun seringkali dangkal dan cuma berbasis kepentingan sesaat.
Menurut penelitian dari University of California, Los Angeles (UCLA), kualitas hubungan itu lebih penting loh daripada kuantitasnya. Gak peduli seberapa banyak temen lo. Kalau hubungannya gak deep, lo bisa tetep kesepian.
Contohnya tuh hubungan yang lo bangun di media sosial. Rata-rata cuma superficial aja. Bahkan saat ketemu di real-life, bisa kayak orang gak kenal. Ini juga sering terjadi di dunia kerja atau kampus. Kita berinteraksi sama mereka ya sebatas profesionalitas aja.
Meskipun lo banyak punya “teman”. Tanpa hubungan yang benar-benar otentik, perasaan terisolasi dan kesepian tetap bisa datang.
Ketika lo terjebak dalam hubungan yang hanya mengutamakan kepentingan, lo akan merasa terisolasi meski banyak orang di sekitar lo. Inilah yang sering disebut shallow relationships.
Hubungan semacam ini nggak memberikan dukungan emosional yang sebenarnya lo butuhkan. Jadi, kualitas hubungan yang lebih mendalam dan tulus jauh lebih penting daripada jumlah teman yang lo punya.
Ketika Networking malah jadi Toxic
Kadang, networking bisa jadi jebakan yang malah bikin hubungan lo toxic. Terutama kalau semua interaksi cuma buat ngejar tujuan pribadi doang.
Misalnya, lo lagi partneran sama orang, entah buat bisnis atau proyek bareng. Tapi tiba-tiba, orang yang lo anggap partner malah mengkhianati lo demi keuntungan mereka sendiri. Kecewa banget kan pasti?
Dalam dunia networking yang toxic, hubungan sering kali didasarinya cuma sama tujuan jangka pendek atau karier pribadi. Mereka bisa jadi siap melakukan apa aja—termasuk ngehianatin lo—demi keuntungan profesional mereka.
Jadi lo cuma jadi alat buat mencapai tujuan mereka, dan hubungan itu jadi nggak berarti. Akhirnya, lo nggak cuma dirugiin secara profesional, tapi juga emosional.
Toxic banget kan? Semua cuma tentang "saling pakai". Tanpa kepercayaan atau dukungan emosional yang tulus, hubungan bisa gampang hancur begitu tujuan tercapai.
Networking yang toxic tuh bisa punya dampak serius banget buat mental dan emosional kita. Gimana enggak, kalau hubungan yang dibangun cuma buat keuntungan pribadi, ya ujung-ujungnya bakal bikin kita merasa dimanfaatin doang.
Ini yang bikin kepercayaan jadi hancur, dan akhirnya kita susah buat percaya lagi sama orang lain.
Belum lagi, kalau terus-terusan berada di jaringan yang penuh persaingan dan manipulasi, pasti stres dan kecemasan bakal makin nambah.
Terus, meskipun kita punya banyak kenalan, perasaan terisolasi itu bisa tetap ada. Tanpa hubungan yang bener-bener tulus, kita bisa jadi merasa kosong dan kesepian.
Di sisi lain, gosip dan konflik bisa terus-menerus muncul dalam jaringan toxic, yang ujungnya malah ngerusak reputasi dan suasana hati. Bahkan, karier kita juga bisa terdampak negatif karena semua stres ini.
Jadi, penting banget buat punya hubungan yang sehat dan saling mendukung, bukan cuma sekadar buat ngejar tujuan atau keuntungan pribadi.
Healthy Networking: Ini yang Harus Lo Punya

Kalau tadi kita udah ngomongin soal networking yang toxic, sekarang waktunya bahas versi yang sehat. Ini penting! Dengan lo punya networking yang sehat, maka chance lu buat kesepian itu bakal berkurang.
Networking itu nggak cuma soal nambah kenalan atau cari keuntungan, tapi gimana caranya hubungan itu bisa saling menguntungkan secara profesional.
Lebih bagus lagi kalau bisa jadi emotional support. Jadi gak ada tuh drama-drama yang energy draining abis.
Ciri-ciri dari Healthy Networking itu gimana sih? Nih simak!
- No Trust Issue-Trust Issue Club
Dalam hubungan yang sehat, kepercayaan itu segalanya. Lo nggak cuma percaya sama integritas orang lain, tapi juga yakin bahwa mereka nggak akan ngejatuhin lo di belakang. Kalau ada masalah, semuanya diselesaikan secara terbuka dan profesional, tanpa drama. - Respect itu Mandatory
Orang-orang yang terlibat dalam hubungan sehat selalu saling menghormati batasan, opini, dan prioritas masing-masing. Mereka nggak akan maksa lo buat kerja di luar kapasitas atau melanggar nilai pribadi lo. - Transparansi dan Komunikasi yang Clear
Dalam networking yang sehat, nggak ada tempat buat gosip atau bicara di belakang. Segala hal dibicarakan dengan jelas, mulai dari tujuan kerja sama sampai ekspektasi. Lo juga bebas untuk mengungkapkan pendapat tanpa takut dihakimi. - Saling Support itu Kunci
Hubungan yang sehat nggak cuma fokus pada keuntungan pribadi. Orang-orang dalam hubungan ini saling support, bahkan di luar urusan kerja. Entah itu ngasih saran, kasih peluang, atau sekadar mendengar curhat lo saat lagi down. - Long Lasting Value
Networking yang sehat nggak cuma soal “apa yang bisa gue dapet sekarang”. Hubungan ini dibangun dengan visi jangka panjang—buat saling berkembang bareng. Mereka yang terlibat melihat hubungan ini sebagai investasi emosional dan profesional. - Utamakan Etika
Orang-orang dalam jaringan yang sehat nggak akan menggunakan taktik kotor buat mencapai tujuan. Mereka menjunjung tinggi etika profesional dan selalu bermain adil dalam setiap interaksi.
Jadi, kalau lo mau punya healthy networking, mulailah dengan menjadi versi terbaik dari diri lo. Bangun hubungan yang nggak cuma profesional, tapi juga punya makna.
Dengan begitu, lo nggak cuma dapet peluang karier, tapi juga teman dan partner yang tulus mendukung perjalanan lo.
Kalau udah terlanjur ada di lingkungan yang toxic gimana?
Kalau lo udah terlanjur ada di lingkungan yang toxic, langkah pertama yang bisa lo ambil adalah evaluasi hubungan lo satu per satu.
Fokuslah pada orang-orang yang masih punya potensi buat diajak komunikasi sehat, lalu pelan-pelan jauhi mereka yang bawa energi negatif.
Jangan ragu untuk keluar dari lingkaran itu kalau memang udah nggak sehat buat mental lo.
Mulailah bangun koneksi baru yang lebih positif dan supportive. Ingat, menjaga kesehatan mental lo lebih penting daripada mempertahankan hubungan yang bikin lo tertekan.
Bukan Hanya Tentang "Kenalan": Mengapa Kita Butuh Real Friends
Banyak orang yang terjebak dalam networking yang dibangun hanya karena "apa yang bisa gue dapet"—entah itu buat naik jabatan, dapetin proyek, atau segala macam tujuan karier lainnya.
Meskipun lo punya banyak kenalan di LinkedIn atau bisa ngobrol dengan banyak orang di kantor. Kalau hubungan itu nggak punya kedalaman emosional, kesepian bisa tetep ngehantuin lo.
Nah, makanya kita butuh banget real friends yang bukan cuma ada pas kita happy, tapi juga ada buat kita waktu lagi jatuh. Teman sejati itu kayak punya superpower yang bikin kita lebih kuat buat hadapi segala tekanan hidup.
Mereka bukan cuma temen buat ketawa bareng, tapi mereka yang selalu ada buat dengerin, kasih support, dan nggak pernah nge-judge.
Dengan teman sejati, kita nggak cuma dapet kenyamanan emosional, tapi juga rasa aman dan diterima, apalagi di dunia yang penuh kompetisi dan tekanan.
Manfaat dari punya real friends itu gak main-main loh. Apa aja sih?
- Meningkatkan Koneksi dan Rasa Tertentu
Teman sejati bikin lo merasa lebih terhubung sama dunia dan punya tujuan hidup yang jelas. Dengan mereka, lo nggak cuma sekadar ada, tapi merasa dihargai dan punya tempat di dunia ini. - Bikin Lebih Bahagia dan Kurangi Stres
Punya teman yang selalu ada bikin hidup lo lebih ceria dan nggak seberat biasanya. Mereka bisa jadi tempat curhat yang bikin lo merasa lebih lega, bahkan saat lagi stress banget. - Bikin Lo Lebih Percaya Diri
Teman sejati bisa ningkatin rasa percaya diri lo. Mereka selalu ngasih dukungan yang bikin lo ngerasa lebih dihargai dan kuat buat hadapi segala tantangan hidup. - Tempat Support Pas Lagi Down
Teman sejati nggak cuma ada pas lo bahagia, tapi juga pas lo lagi menghadapi masa-masa susah, kayak kehilangan orang yang disayang atau lagi ngalamin masalah pribadi. Mereka siap dengerin dan ngasih dukungan tanpa syarat. - Mengingatkan Untuk Hidup Lebih Sehat
Teman sejati itu bisa jadi reminder buat lo agar nggak terjebak dalam kebiasaan buruk. Mereka bakal ngingetin lo buat hidup lebih sehat, baik itu soal olahraga atau pola makan yang lebih baik. - Risiko Kesehatan Lebih Rendah
Orang yang punya teman sejati lebih kecil risikonya buat kena masalah kesehatan, kayak depresi atau tekanan darah tinggi. Teman sejati itu kayak sistem imun buat hati dan tubuh lo. - Bisa Hidup Lebih Lama
Penelitian menunjukkan kalau orang yang punya teman dekat dan hubungan sosial yang sehat cenderung punya umur yang lebih panjang dibandingkan yang nggak punya teman dekat. (Penelitian psikologis yang terbit di The American Journal of Psychiatry). Jadi, hubungan sosial yang sehat emang berperan penting banget buat kualitas hidup lo.
Solusi: Bagaimana Menyeimbangkan Networking dan Hubungan yang Real
Menyeimbangkan networking dan hubungan yang real itu emang nggak mudah, tapi bisa banget kalau lo tahu caranya.
Nih beberapa tips untuk ngejaga keseimbangan antara keduanya:
- Pilih Kualitas, Bukan Kuantitas
Dalam networking, kita sering disuguhkan dengan gagasan "semakin banyak kenalan, semakin bagus". Tapi sebenarnya, hubungan yang punya kedalaman itu jauh lebih penting.
Coba deh pilih beberapa orang yang punya kesamaan nilai atau visi, bukan cuma kenalan yang lo anggap bisa ngebantu karier doang. Dengan cara ini, lo nggak cuma nambah koneksi, tapi juga punya teman yang bisa saling mendukung dalam jangka panjang. - Jangan Lupakan Waktu Pribadi
Ketika lo sibuk ngembangin jaringan profesional, jangan lupa buat meluangkan waktu buat teman-teman yang bener-bener peduli sama lo.
Waktu untuk hangout, curhat, atau sekadar ngobrol santai itu penting banget buat jaga kesehatan mental dan emosional. Jangan sampai hubungan profesional malah bikin lo ngerasa kesepian karena kurangnya kedekatan emosional yang dibutuhkan. - Jaga Batasan yang Sehat
Kadang, networking bisa bikin lo jadi terjebak dalam hubungan yang cuma berdasarkan keuntungan. Penting banget buat bisa ngejaga batasan, supaya lo nggak kehilangan diri lo sendiri.
Jangan sampai lo kompromi dengan nilai dan prioritas pribadi demi karier. Hubungan yang sehat itu dimulai dari kesadaran untuk tetap menjaga keseimbangan antara memberi dan menerima. - Fokus pada Tujuan yang Seimbang
Kalau lo lagi bangun jaringan buat karier, pastikan tujuan lo bukan cuma “dapat proyek” atau “nambah jabatan”. Tapi juga, pikirin gimana lo bisa memberikan value yang lebih ke orang lain.
Begitu hubungan lo didasari oleh mutual benefit, barulah bisa terbangun hubungan yang sehat dan saling mendukung. Jangan cuma fokus pada apa yang bisa lo dapet, tapi juga pada apa yang bisa lo beri. - Ciptakan Ruang untuk Kedua Jenis Hubungan
Dalam dunia yang cepat ini, kadang kita lupa bahwa teman sejati itu butuh waktu. Sisihkan waktu buat hang out dengan teman-teman yang udah lama, buat ngobrol atau sekadar refreshing.
Ini juga ngebantu lo supaya nggak jadi burnout dan tetap bisa ngejaga hubungan yang lebih otentik. Teman sejati itu bukan cuma sumber dukungan emosional, tapi juga orang yang ngasih lo tempat buat jadi diri lo sendiri tanpa tekanan.
Dengan cara-cara ini, lo bisa tetap ngembangin networking tanpa harus ngorbanin hubungan yang berarti. Jadi, lo nggak cuma punya koneksi untuk karier, tapi juga hubungan yang bikin lo merasa dihargai dan diterima.
Gak ada yang lebih berharga dari memiliki teman sejati yang bisa lo andalkan.
Ini juga bisa ngebantu lo untuk tetap sehat mental dan emosional di tengah dunia yang penuh kompetisi ini.
Penutup
Menjaga keseimbangan antara networking dan hubungan yang tulus emang gak gampang, tapi pasti bisa banget kalau lo paham caranya. Kualitas itu yang utama, bukan cuma jumlah kenalan.
Meskipun lo punya banyak teman, yang bener-bener berarti itu yang punya kedalaman dan keotentikan.
Jadi, jangan sampe lo terlalu fokus sama karier sampai lupa punya teman sejati yang bisa ngebuat lo merasa dihargai dan diterima.
"Connection is why we're here; it is what gives purpose and meaning to our lives." - Brene Brown -
Hubungan yang nyata itu yang bikin hidup kita punya arti, dan kalau lo bisa ngebangun keduanya—networking dan hubungan yang tulus—.
Gue jamin lo bakal ngerasain kebahagiaan yang lebih seimbang, baik di karier maupun kehidupan pribadi.